Skip to content

5 Penyebab Demam Pada Anak Naik Turun Yang Perlu Diketahui

Saat anak mengalami demam tak menentu, penting untuk mencari tahu apa penyebab demam pada anak naik turun. Anak yang demam tentu merasakan ketidak nyamanan pada tubuhnya sehingga lemah untuk beraktifitas. Nah, berikut beberapa hal yang menjadi penyebab naik dan turunnya demam pada anak-anak:

  1. Tumbuh gigi

Saat anak tumbuh gigi apalagi baru pertama kali, pada umumnya anak mengalami demam. Namun, kali ini demamnya tidak selalu berbahaya. Jenis demam yang naik turun saat tumbuh gigi bisa sembuh dengan sendirinya.

 

  1. Infeksi virus

Infeksi virus merupakan kondisi tubuh yang mengalami infeksi dimana pemicunya adalah oleh berkembangbiaknya virus yang menyerang tubuh. Biasanya, demam yang naik dan turun saat terkena infeksi virus akan sembuh di hari yang ke-6 dengan sendirinya.

 

  1. Tifus

Naik dan turun pada demam anak salah satunya karena terkena penyakit tifus. Tifus disebabkan oleh bakteri Salmonella. Saat terjangkit sakit tifus, ketinggian demam bisa mencapai hingga 39 – 400 C. Gejalanya, anak mengalami demam dengan pola tak tentu.

 

  1. Demam berdarah

Jenis kondisi demam yang naik turun lainnya salah satunya karena penyakit demam berdarah. Jenis penyakit demam berdarah memang sangat identik dengan kondisi tubuh anak yang naik dan turun. Ketinggian demam saat demam berdarah hingga mencapai 400 C. Orang tua perlu waspada jika suhu anak mencapai ketinggian tersebut.

 

  1. Malaria

Hampir sama dengan gejala saat demam berdarah, demam yang naik turun juga dirasakan saat terkena penyakit Malaria dimana hal ini disebabkan oleh gigitan nyamuk malaria. Karenanya, jika kondisi demam yang naik turun tak kunjung membaik jangan disepelekan. Segeralah memeriksakan anak anda.

Itulah beberapa hal yang menjadi penyebab demam pada anak naik turun. Jika kondisi demam dibiarkan, bukan tak mungkin bisa terjadi akibat yang fatal. Oleh sebab itu, periksakanlah sesegera mungkin karena beberapa tes penunjang akan dilakukan untuk menentukan diagnosis seperti tes darah atau tes urine. Jika hasilnya sudah diketahui, anak akan segera memperoleh penanganan yang tepat dengan tujuan untuk mengobatinya serta mencegah kemungkinan timbulnya komplikasi berbahaya.